Kebijakan Moneter

| Download dalam bentuk word di sini |

Kebijakan moneter adalah semua kebijakan pemerintah ( Bank Sentral ) yang  mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat untuk menjaga kestabilan nilai uang yang ada.  Secara umum, kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah untuk mempengaruhi situasi makro melalui pasar uang. Sedangkan secara khusus, kebijakan moneter adalah tindakan makro pemerintah dengan cara mempengaruhi proses penciptaan uang.  ( Mankiw, 2007 ). 

Di dalam sistem perekonomian Indonesia, kebijakan moneter dijalankan oleh pemerintah melalui lembaga keuangan yang disebut Bank Indonesia. Bank Indonesia merupakan satu-satunya bank sentral di Indonesia yang secara lebih rinci memiliki tugas :

  • Sebagai bank-nya pemerintah, dalam arti membantu pemerintah dalam mengelola (menyimpan dan meminjami) dana pemerintah yang akan digunakan untuk pembangunan.
  • Sebagai bank-nya bank umum, dalam arti akan membantu para bank umum dalam kegiatan operasional dana yang dimiliki atau dibutuhkannya.
  • Sabagai lembaga pengawasan kegiatan lembaga keuangan, dalam arti mengawasi produk-produk yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga keuangan yang dapat mempengaruhi peredaran uang dan iklim investasi.
  • Bersama lembaga pemerintah terkait lainnya bertugas sebagai lembaga pengawas kegiatan ekonomi disektor luar negri.
  • Memperlancar kegiatan perekonomian dengan cara mencetak uang kartal (kertas dan logam)

Menurut Sadono Sukirno, kebijakan moneter dibagi menjadi dua golongan yaitu kebijakan moneter kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif.

Kebijakan Moneter Kuantitatif

Kebijakan moneter kuantitatif adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah ( Bank Sentral ) untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian.  Langkah penawaran uang yang ditambah akan menurunkan suku bunga dan akibatnya terjadi perkembangan kegiatan ekonomi sehingga tingkat kesempatan kerja menjadi lebih tinggi dan penganggguran pun akan berkurang.  Selain penawaran uang yang perlu ditambah, pengeluaran agregat perlulah dikurangi sehingga terdapat keseimbangan antara pengeluaran dalam ekonomi dengan jumlah penawaran barang-barang.

Kebijakan moneter kuantitatif dibedakan menjadi tiga tindakan, yaitu:

a)      Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities).  Agar operasi terbuka ini menjadi sukses, haruslah ada dua keadaan dalam perekonomian.  Keadaan-keadaan tersebut adalah:

  • Bank-bank perdagangan tidak memiliki kelebihan cadangan.
  • Tersedia cukup banyak surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan.

b)      Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

c)      Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.  Jadi, apabila bank sentral melihat jumlah uang yang beredar sudah terlalu banyak, bank sentral akan menaikkan ketentuan cadangan wajib.  Akibatnya, dana yang akan dipinjamkan berjurang sehingga jumlah uang beredar berkurang.

Kebijakan Moneter Kualitatif.

Kebijakan moneter kualitatif adalah kebijakan pemerintah (Bank Sentral) yang bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan.  Tujuan utama kebijakan ini bukanlah untuk mengawasi perkembangan penawaran uang, tetapi untuk mempengaruhi jenis-jenis pinjaman yang diberikan institusi keuangan. Ini memungkinkan bank sentral menggalakan pertumbuhan ekonomi ke arah yang diharapkan.

Kebijakan moneter kualitatif biasanya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a)      Pengawasan Pinjaman Secara Terpilih
Bank sentral melakukan pengawasan agar pinjaman dan investasi yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan keinginan pemerintah. Hal ini dilakukan terutama untuk mengendalikan dan mengawasi corak pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank.

b)      Imbauan Moral
Imbauan moral yang dilakukan oleh bank sentral adalah dengan menganjurkan bank-bank untuk melakukan penyesuaian dalam mengalokasikan dananya.  Dengan demikian, keadaan yang diharapkan pemerintah dapat tercapai.

Efek Kebijakan Moneter Dalam Grafik

Untuk melengkapi uraian mengenai kebijakan moneter, ada baiknya apabila ditunjukkan bagaimana kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif akan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi. Pada mulanya dimisalkan p erekonomian menghadapi masalah kemunduran ekonomi dan pengangguran meningkat. Untuk mengatasi masalah ini bank sentral berusaha menambah penawaran uang dan menurunkan suku bunga. Telah diterangkan apabila penawaran uang bertambah, tingkat bunga akan turun, investasi akan meningkat, dan sebagai akibatnya pengeluaran agregat juga akan meningkat. Perubahan ini akan memindahkan kurva AE ke atas dan kurva AD ke kanan. Efek dari perubahan ini kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan tingkat harga akan meningkat. Efek ini dapat dilihat pada gambar 9.8.

Grafik3

Grafik (a) menunjukkan efek kebijakan moneter dalam analisis pengeluaran agregat-penawaran agregat (Y=AE). Pengeluaran agregat pada ketika ekonomi mengalami kemunduran adalah AE0 dan dengan demikian keseimbangan yang asal dicapai di E0 dan pendapatan nasional adalah Y0. Kebijakan moneter akan menambah pengeluaran agregat dan perubahan ini ditunjukkan oleh perubahan AE0 menjadi AE1 dan pendapatan nasional meningkat menjadi Y1. Pertambahan pendapatan nasional ini akan menmbahkesempatan kerja dan mengurangi pengangguran.

Efek kebijakan moneter dapat pula diterangkan dengan menggunaka analisis AD=AS, seperti ditunjukkan dalam grafik (b). Keseimbangan asal–yaitu pada ketika perekonomian sedang mengalami kemunduran, dicapai di E0, yaitu titik persilangan di antara AD0 dan AS. Keseimbangn ini adalah sama dengan keseimbangan asal dalam analisis Y=AE. Maka harga pada keseimbangan asal ini adalah P0. Oleh karena kebijakan moneter memindahkan pengeluaran agregat dari AE0 menjadi AE1 dan menyebabkan pendapatan nasional bertambah sebanyak Y0Y1, maka kurva AD0 akan bergeser menjadi AD1 yang melalui titik E1di mana E0E1 = Y0Y1. Kurva AD1 memotong kurva AS di E2 dan ini merupakan keseimbangan AD-AS yang baru efek dari melaksanakan kebijakan moneter. Keseimbangan yang baru ini menunjukkan pendapatan nasional riil hanya meningkat dari Y0 menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat dari P0 menjadi P1. Mengapakah dalam analisis AD-AS pada keseimbangn yang baru pendapatn nasional riil lebih rendah dari Y1 ? hal itu bersumber dari efek berikut : pertambahan pengluaran agregat dari AE0 menjadi AE1 akan meningkatkan harga-harga dan ini mengurangi pendapatan nasional riil dan pengeluaran agregat riil, yaitu hanya mencapai Y2

| Download dalam bentuk word di sini |

Tinggalkan komentar